BAB I
PENDAHULUAN
Untuk
memahami tingkah laku manusia diperlukan bantuan berbagai macam ilmu
pengetahuan. Ilmu fisiologi, mempelajari tingkah laku manusia, dengan
menitik beratkan sifat-sifat yang khas dari organ-organ dan sel-sel yang ada
dalam tubuh. Sedangkan sosiologi, mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku
dan perbuatan manusia dengan menitik beratkan pada masyarakat dan kelompok
sosial sebagai satu kesatuan, dan melihat individu sebagai bagian dari kelompok
masyarakat ( keluarga, kelompok sosial, kerabat, clan, suku, ras, bangsa). Di
antara dua kelompok ilmu pengetahuan ini berdiri psikologi, yang
membidangi individu dengan segala bentuk aktivitasnya, perbuatan, perilaku dan
kerja selama hidupnya (Kartini, K., 1980). Selanjutnya Kartini menyatakan,
bahwa fisiologi memberikan penjelasan mengenai macam-macam tingkah laku
lahiriah, yang sifatnya jasmani. Sedangkan manusia merupakan satu totalitas jasmani-rohani.
Psikologi mempelajari bentuk tingkah laku (perbuatan, aktivitas) individu
dalam relasinya dengan lingkungannya.
BAB II
ISI
Dari bujukan hingga komunikasi
Konsumen adalah kelompok individual
(perorangan maupun rumah tangga) yang membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa
untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya atau untuk maksud lain.Keputusan
pembelian konsumen untuk membeli atau tidak membeli merupakan respons perilaku
atas stimulan yang diterima konsumen. Model yang mendasarkan pada arus proses
perilaku konsumen ini sering dikenal sebagai model rangsangan-tanggapan
(stimulus-respons model).
Stimulan yang merupakan masukan
proses perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari pemasar dan rangsangan
dari lingkungan konsumen itu sendiri. Sedangkan proses pengambilan keputusan
dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen. Respons perilaku
konsumen dapat dijadikan faktor yang dapat membentuk keputusan pembelian (yaitu
pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak produk yang
ditawarkan).
Rangsangan pemasaran dari pemasar
yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yaitu seluruh kegiatan
pemasaran yang meliputi bujukan hingga komunikasi mengenai produk tertentu yang
ditawarkan. Para pemasar dapat melakukan kegiatan yang dapat dijadikan teknik
modifikasi perilaku konsumen. Berbagai teknik modifikasi yang dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen adalah melalui beberapa aspek
pemasaran yang meliputi aspek produk, aspek harga, dan aspek promosi.
Teknik Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku dapat diartikan
sebagai:
(1)
upaya, proses, atau tindakan untukmengubah perilaku,
(2)
aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara
sistematis untukmengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif,
(3)
penggunaan secara empiristeknik-teknik perubahan
perilaku untuk memperbaiki perilaku melalui penguatanpositif, penguatan
negatif, dan hukuman, atau
(4)
usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar
maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia.
Modifikasi perilaku juga menekankan
pengaruh belajar dan lingkungan, artinya bahwa prosedur dan teknik tritmen
menekankan pada modifikasi lingkungan tempatdimana individu tersebut berada,
sehingga membantunya dalam berfungsi secara lebihbaik dalam masyarakat.
Lingkungan tersebut dapat berupa orang, objek, peristiwa, atausituasi yang
secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap kehidupan seseorang.
Adapun teknik modifikasi perilaku
adalah sebagai berikut :
1.
Dorongan (Prompting)
Permintaan untuk melakukan suatu tindakan kepada seseorang.Barangkali
setiap orang yang pernah memesan makanan di restoran fast-food pernah menjumpai
dorongan.
2.
Teknik Banyak Permintaan BANYAK (Many asking)
Mengajukan beberapa permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari
permintaan yang kecil lalu ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya,
diawali dari permintaan besar kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil.
3.
Prinsip Resiprositas (Reprosity)
Teknik meningkatkan kepatuhan konsumen atas permintaan pemasar dengan lebih
dahulu menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah atau sample produk.
4.
Peran Komitmen (Committement)
Komitmen yang dipegang secara konsisten akan meningkatkan jumlah pembelian.
Komitmen yang tertulis akan dapat meningkatkan konsistensi dalam
bertransaksi.Perusahaan penjualan door to door telah menemukan keajaiban
komitmen tertulis. Mereka dapat mengurangitingkat pembatalan hanya dengan
meminta pelanggan mengisi formulir perjanjian penjualan sebagai tanda jadi.
5.
Pelabelaan (Labeling)
Melibatkan pelekatan semacam gambaran pada seseorang, seperti “Anda Baik
Hati”. Label diduga menyebabkan orang memandang diri mereka dengan cara yang
disiratkan oleh labelnya. Pelabelan dapat digunakan oleh pemasar untuk
menarikhati calon konsumen, sehingga pembelian terjadi.Pemasar pakaian dapat
mengatakan, “Anda orang tua yang penuh perhatian.” di saat menawarkan pakaian
untuk anak orang tersebut.
6.
Intensif (Insentif)
Insentif mencakup jajaran luas alat-alat promosi, seperti korting harga, undian,
rabat, kontes dan kupon. Insentif biasanya mewakili komponen penting dari
keseluruhan strategi promosi produk.
BAB III
PENUTUP
Sekilas, terlihat bahwa antara sikap
dan perilaku ada kesamaan. Oleh karena itu, psikolog sosial, seperti Morgan dan
King, Howard dan Kendler, serta Krech dkk., mengatakan bahwa antara sikap dan
perilaku adalah konsisten. Apakah selalu bahwa sikap konsisten dengan perilaku?
Seharusnya, sikap adalah konsisten dengan perilaku, akan tetapi karena
banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku, maka dapat juga sikap tidak
konsisten dengan perilaku. Dalam keadaan yang demikian terjadi adanya desonansi
nilai.
Para psikolog, di antaranya Morgan
dan King, Howard dan Kendler, Krech, Crutchfield dan Ballachey, mengatakan
bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan hereditas.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku adalah beragam, di antaranya
pendidikan, nilai dan budaya masyarakat, politik, dan sebagainya. Sedang faktor
hereditas merupakan faktor bawaan seseorang yang berupa karunia pencipta alam
semesta yang telah ada dalam diri manusia sejak lahir, yang banyak ditentukan
oleh faktor genetik. Kedua faktor secara bersama-sama mempengaruhi perilaku
manusia. Jika kita ingin menumbuhkan sikap, kita harus memadukan faktor bawaan
berupa bakat dan faktor lingkungan pendidikan dan belajar. Pandangan ini
sejalan dengan hukum konvergensi perkembangan yang menyeimbangkan antara faktor
bawaan dengan faktor lingkungan, tanpa mengorbankan satu faktorpun (Syah,
2002).
Sumber :
No comments:
Post a Comment