BAB
I
PENDAHULUAN
Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan taraf dari kesiapan,
yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah
terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya
(G.W. Allport, 1935, hal 10)
Motivasi
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati
seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa
dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan
menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses
untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia
telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan
ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu
sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan
dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status
ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat
di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi
seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli
yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya
manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat
pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori
kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
Mawas diri
Mawas diri adalah sebuah konsep abstrak yang pada
hakikatnya adalah kemampuan untuk “melangkah keluar dan melihat ke dalam diri
kita” untuk membuat penilaian bagaimana kita bertindak dan berbuat. Melihat
diri sendiri seperti orang lain melihat diri kita.
BAB II
ISI
1.
Sikap
Beberapa definisi sikap para ahli :
1. L. I
Thurstone (1946)
Sikap
sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang
berhubungan dengan objek psikologi (simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga,
ide, dan sebagainya)
2. Zimbardo dan
Ebessen
Sikap adalah
suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide/objek
yang berisi komponen-komponen kognitif, afektif, dan behavior
3. D . Krech
dan RS. Crutchfield
Sikap adalah
organisasi yang tetap dari proses persepsi, emosi, dan motivasi atau pengamatan
atas suatu aspek dari kehidupan individu.
4. John H.
Harvey dan William P. Smith
Kesiapan merespon secara konsisten
dalam bentuk positif atau negatif terhadap objek atau situasi
5. Gerungan
Sikap terhadap objek tertentu, yang
dapat merupakan sikap, pandangan, atau sikap perasaan, tetapi sikap mana
disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek
tadi itu. Jadi, attitude itu adalah sikap dan kesediaaan berinteraksi
terhadap suatu hal.
1.1 Komponen
sikap
1. Kognitif :
berupa pengetahuan,kepercayaan/pikiran yang didasarkan pada informasi yang
berhubungan dengan objek.
Contoh :
orang tahu bahwa uang itu bernilai, karena mereka melihat harganya dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap kita tentang uang itu mengandung pengertian bahwa
kita tahu tentang nilai uang.
2. Afektif :
menunjuk pada dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan
objek. Objek disini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Contoh : jika orang mengatakan bahwa
mereka senang uang, ini melukiskan perasaan mereka terhadap uang.
3. Behavior/konatif :
melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap objek.
Contoh : karena uang adalah sesuatu
yang bernilai, orang menyukainya dan mereka berusaha (bertindak) untuk
mendapatkan gaji yang besar
1.2 Karakteristik
sikap
1. Sikap itu
dipelajari (learn ability)
Contoh : lapar, haus adalah motif
psikologis yang tidak dipelajari, sedangkan pilihan pada makanan Eropa adalah
sikap.
2. Memiliki
kestabilan (Stability)
Sikap dipelajari stabil/ kuat
pengalaman.
Contoh : perasaan like dan dislike
terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulangulang atau
memiliki frekuensi yang tinggi
3. Personal
societal significance
Contoh : jika orang merasa bahwa
orang lain menyenangkan, terbuka, dan hangat, maka ini akan sangat berarti bagi
dirinya, ia merasa bebas dan favorable.
4. Berisi
kognisi dan afeksi
Contoh : objek itu dirasakan
menyenangkan atau tidak menyenangkan
5. Approach-Avoidance
Directionality
Bila seseorang memiliki sikap yang favorable
terhadap suatu objek, mereka akan mendekati dan membantunya,
sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang unfavorable, mereka akan
menghindarinya.
6. Sikap bukan
dibawa orang sejak ia dilahirkan, melainkan dibentuk atau dipelajarinya
sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan objeknya
7. Sikap itu
berdiri sendiri, tetapi senantiasa melindungi relasi tertentu terhadap objek.
8. Objek sikap
itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan
dari hal-hal tersebut.
1.3 Fungsi
sikap :
1. Sebagai alat
untuk menyesuaikan diri
2. Sebagai alat
pengatur tingkah laku
3. Sebagai alat
pengatur pengalaman-pengalaman
4. Sebagai
pernyataan kepribadian
Pembentukan dan perubahan sikap
Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan
sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang,
kelompok, komunikasi, surat kabar, buku, poster, radio, tv, dan sebagainya.
Terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi
timbulnya sikap. Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari banyak
memiliki peranan. Keluarga yang terdiri dari orangtua, saudara-saudara di rumah
memiliki peranan penting. 3 hal penting dalam pembentukan sikap masa
adolescence :
1. Media massa
2. Kelompok
sebaya (peer)
3. Kelompok
yang meliputi lembaga sekolah, lembaga keagamaan, organisasi kerja, dan
sebagainya.
1.4 Faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan sikap :
- Faktor intern : selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.
- Faktor ekstern : interaksi sosial di luar kelompok. Contoh : interaksi antara manusia dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya melalui alat-alat komunikasi, seperti surat kabar, radio, tv, majalah, dan sebagainya.
1.5 Pengukuran
sikap
1. Langsung
- Skala Thurstone
Percaya bahwa sikap dapat diukur
dengan skala pendapat. Mula-mula usaha mengukur sikap ini terdiri atas sejumlah
daftar pertanyaan yang diduga berhubungan dengan sikap.
- Skala Likert
Menggunakan sejumlah pertanyaan
untuk mengukur sikap yang mendasarkan pada rata-rata jawaban. Dalam
pertanyaannya, Likert menggambarkan pandangan yang ekstrem pada masalahnya.
Kemudian dibagikan kepada responden
- Skala Borgadus
Secara kuantitatif mengukur tingkatan
jarak seseorang yang diharapkan untuk memelihara hubungan orang
dengankelompok-kelompok lain. Responden diminta untuk mengisi atau menjawab
pertanyaan satu atau semua dari 7 pertanyaan untuk melihat jarak social
terhadap kelompok etnik group lainnya.
- Skala perbedaan semantik
Meminta responden untuk menentukan
sikapnya terhadap objek sikap, pada ukuran yang sangat berbeda dengan ukuran
terdahulu.
2. Tidak langsung
Bertumpu pada kesadaran subjek akan sikap dan
kesiapannya untuk dikomunikasikan secara lisan (verbal)
2. TEORI
MOTIVASI
2.1 Teori
Abraham Maslow (1943;1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada
dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan
terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan
Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang
lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum
kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan
sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung,
jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
(berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi,
berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif:
mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan
diri dan menyadari potensinya). Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh,
pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan
motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan
mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika
kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya
ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah
payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
2.2 Teori
Herzberg (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang
mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan
faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk
keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia,
imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan
faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang
termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan,
dsb (faktor intrinsik).
2.3 Teori
Douglas McGregor
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X
(negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag
dipegang manajer
- karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
- karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
- Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
- Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat
manusia ada empat teori Y :
- karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
- Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
- Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
- Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
3.
Mawas
Diri
Mawas diri
menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna
mengetahui benar tidaknya, suatu tindakan yang telah di ambisecara teknis
psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya
ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan.
Salah satu
sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan
baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda
tetapi juga membentuk diri Anda. Mawas diri menurut kamus Beasar Bahasa
indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan
mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar
kita janagan membuat kesalahan yang sama.
Mawas diri
menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna
mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara teknis psikiologis usaha
tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian
tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan. orang jawa sering
berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula untuk mempraktikkannya guna
mendapatkan jawaban atas persoalan yang di hadapinya yakni apakah suatu
perbuatan yang di lakukannya, suatu tindakan yang di ambilnya secara moral dapat
di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan, adapun jawaban yang di cari
adalah menelaah hati nurani.
BAB
III
PENUTUP
Dengan
melihat sikap yang ada pada diri kita, maka kita dapat menilai bagaimana
keadaan yang kita rasakan. Dan kita dapat mengetahui apakah kita harus bertahan
dengan sikap yang kita miliki atau tidak. Jika tidak maka perlu adanya motivasi
yang bertujuan untuk menggerakan hati kita agar kita bisa berubah menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Dengan sikap yang telah berubah karena adanya
motivasi yang diberikan maka kita perlu mawas diri untuk bertindak lebih baik
dengan melakukan penilaian terhadap sesuatu apapun itu sehingga tidak merugikan
diri kita maupun orang lain disekitar kita.
Sumber :
No comments:
Post a Comment