BAB I
PENDAHULUAN
Sumber Daya Konsumen adalah semua
pendapatan atau kekayaan yang dimiliki seorang konsumen yang bertujuan untuk
menentukan apa yang akan dibeli oleh konsumen (keputusan konsumen).
Sumber daya konsumen terhadap pembelian terkait dengan pendapatan yang
didapat setiap konsumen. Tinggi atau rendahnya pendapatan konsumen,
mempengaruhi pengeluaran mereka terhadap suatu barang.
Perilaku konsumen adalah aktivitas
seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001).
Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan
dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku
konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang
dilakukan saat proses konsumsi (Peter
& Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang
berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan
alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan
pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pribadi (Hanna & Wozniak,
2001).
BAB II
ISI
Sumber Daya Ekonomi
Potensi
sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya
dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki
baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors)
maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta
dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat
ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada
sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi,
atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan
manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui. b. sumberdaya
alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources).
Jenis sumberdaya ini pada dasarnya meliputi sumberdaya alam yang mensuplai
energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral yang non
energi seperti misalnya : tembaga, nikel,aluminium,dll.Sumberdaya alam jenis
ini adalah sumberdaya alam dalam jumlah yang tetap berupa deposit mineral
(mineral deposits) diberbagai tempat dimuka bumi.
Sumber
Daya Sementara
Waktu
menjadi salah satu variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku
konsumen. Banyak konsumen yang semakin mengalami kemiskinan akan waktu, karena
kesibukan dalam kegiatan sehari-hari. Namun demikian ada suatu bagian waktu
yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat peribadi yaitu waktu senggang.
Secara historis, anggaran waktu konsumen dianggap memiliki dua komponen, yaitu
waktu kerja dan waktu senggang. Menurut Lane dan Lindquist, anggaran waktu
konsumen terbagi atas:
a.
Waktu yang menghasilkan pendapatan
b. Waktu terikat (wajib dan non-wajib)
c. Waktu tidak terikat (terencana dan tidak terencana)
b. Waktu terikat (wajib dan non-wajib)
c. Waktu tidak terikat (terencana dan tidak terencana)
Barang
yang Menggunakan Waktu
Produk
yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV,
Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi
(waktu wajib).
Barang
Penghemat Waktu
Produk
yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.
Sumber Daya Kognitif
Sumber
daya kognitif adalah kepemimpinan teori psikologi industri dan organisasi yang
dikembangkan oleh Fred Fiedler dan Joe Garcia pada tahun 1987 sebagai
konseptualisasi dari model kontingensi Fiedler . Teori ini berfokus pada
pengaruh pemimpin intelijen dan pengalaman tentang nya atau reaksinya terhadap
stress. Inti dari teori ini adalah bahwa stres adalah musuh rasionalitas,
merusak kemampuan pemimpin untuk berpikir logis dan analitis. Namun, pengalaman
pemimpin dan kecerdasan dapat mengurangi pengaruh stres pada (atau dia) nya
tindakan: kecerdasan adalah faktor utama dalam situasi stres rendah, sementara
jumlah pengalaman selama lebih selama-saat stres. Contoh Kasus : Psikologi
kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang
berada dari luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri.
Faktor-faktor
internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia
luar, dan dengan pengalaman itu manusia mampu memberikan respon terhadap
stimulus.
Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai
proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat
mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain,
aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal dalam
berfikir, yakni proses pengelolaan informasi.
Kegiatan pengelolaan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana sesaeorang mampu mengelola informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang berada di sekelilingnya. Oleh karena itu teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif.
Kegiatan pengelolaan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana sesaeorang mampu mengelola informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang berada di sekelilingnya. Oleh karena itu teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif.
Sumber
daya kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan
berbagai kegiatan pengolahan informasi. Karena kapasitas tersebut terbatas,
orang harus selektif dalam apa yang mereka perhatikan dan berapa banyak
perhatian dialokasikan selama pengolahan informasi. Perhatian terdiri dari dua
dimensi:
a.
Arahan (direction) menggambarkan fokus perhatian
b. Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu.
b. Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu.
Kandungan Pengetahuan
Pengetahuan
Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam
produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan
dengan fungsinya sebagai konsumen. Dalam hal ini pengetahuan konsumen amat diperlukan.
Karena, hal ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan
membeli akan tergantung kepada pengetahuan. Pengetahuan Konsumen terbagi
kedalam tiga macam, yaitu Pengetahuan Produk, Pengetahuan Pembelian,
Pengetahuan Pemakaian.
1.
Pengetahuan Produk adalah kumpulan
berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori
produk, merek terminologi produk atribut atau fitur, harga produk dan
kepercayaan mengenai produk. Jenis Pengetahuan Produk :
·
Pengetahuan tentang
karakteristik/atribut produk Seorang Konsumen akan melihat suatu produk
berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut.
Setiap konsumen mungkin memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyebutkan
karakteristik atau atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan
perbedaan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan mengenai atribut tersebut
akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak
akan memudahkan konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya.
·
Pengetahuan Manfaat Produk Seorang
Konsumen mengkonsumsi gula rendah kalori karena mengetahui manfaat produk
tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yang dirasakan konsumen. Setelah
mengkonsumsi gula rendah kalori yaitu dapat menghindari penyakit diabetes.
Inilah yang disebut sebagai pengetahuan tentang manfaat produk.
2.
Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang
toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di
dalam toko tersebut. Pengetahuan Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi
toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana
letak produk di dalam toko tersebut. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk
berbelanja atau melakukan pembelian. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk
berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk.
Menurut Petter dan Olson (1999), perilaku membeli meliputi store contact, product
contact, dan Transaction.
·
Store contact meliputi tindakan mencari
outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
·
Product contact, konsumen akan mencari
lokasi produk, mengambil produk tsb dan membawanya ke kasir.
·
Transaction, konsumen akan membayar
produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat
pembayaran lainnya.
3.
Pengetahuan Pemakaian yaitu suatu produk akan memberikan
manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan/ dikonsumsi.
Agar produk tsb bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yg tinggi,
maka konsumen harus bisa menggunakan/ mengkonsumsi produk tersebut dengan
benar. Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar
konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu
produk adalah penting bagi konsumen.
Organisasi Pengetahuan
Pengetahuan
organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir
informasi dan manajemen pengetahuan mempromosikan. Pengetahuan organisasi
mencakup skema klasifikasi yang mengatur bahan-bahan pada tingkat umum (seperti
buku-buku di rak), judul-judul subjek yang menyediakan akses yang lebih rinci,
dan otoritas file yang mengontrol versi varian informasi penting (seperti
nama-nama geografis dan nama-nama pribadi). Istilah pengetahuan organisasi ini
dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan
mempromosikan manajemen pengetahuan
Sistem
pengetahuan organisasi yang mencakup Mengatur skema Klasifikasi bahan-bahan
pada tingkat umum (seperti buku-buku di rak), judul-judul subjek yang
menyediakan akses lebih terperinci, dan Otoritas varian versi file yang
mengontrol informasi kunci (seperti nama-nama dan nama Geografis -nama
pribadi). Mereka juga termasuk kurang-skema tradisional, seperti jaringan semantik
dan ontologi. Mereka juga termasuk kurang-skema tradisional, seperti jaringan
semantik dan ontologi. Karena sistem organisasi pengetahuan mekanisme untuk
mengorganisir informasi, mereka berada di jantung dari setiap perpustakaan,
museum, dan arsip. Karena mekanisme sistem pengetahuan organisasi untuk
mengorganisir informasi, mereka berada di jantung dari setiap perpustakaan,
museum, dan arsip.
Sistem
organisasi pengetahuan digunakan untuk mengatur bahan-bahan untuk tujuan
pengambilan dan untuk mengelola koleksi. Sistem pengetahuan organisasi
Digunakan untuk Mengatur bahan-bahan untuk tujuan pengambilan dan untuk
mengelola koleksi. Sebuah KOS berfungsi sebagai jembatan antara kebutuhan
informasi pengguna dan materi dalam koleksi. Sebuah berfungsi KOS Sebagai
jembatan antara kebutuhan pengguna informasi dan materi dalam koleksi. Dengan
itu, pengguna harus dapat mengidentifikasi objek menarik tanpa pengetahuan
sebelumnya keberadaannya.
Dengan
itu, pengguna harus dapat mengidentifikasi objek menarik tanpa pengetahuan
sebelumnya keberadaannya. Baik melalui browsing atau mencari langsung, baik
melalui tema pada halaman Web atau situs mesin pencari, para KOS membimbing
pengguna melalui proses penemuan. Baik melalui mencari atau browsing langsung,
baik melalui tema pada halaman Web atau situs mesin pencari, para KOS
membimbing pengguna melalui proses penemuan. Selain itu, Koss mengijinkan
penyelenggara untuk menjawab pertanyaan mengenai cakupan pengumpulan dan apa
yang dibutuhkan untuk melengkapi itu. Selain itu, Koss mengijinkan
Penyelenggara untuk menjawab pertanyaan mengenai cakupan Pengumpulan dan apa
yang dibutuhkan untuk melengkapi itu.
Mengukur Pengetahuan
Pengetahuan
konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar
khususnya tertarik untuk mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang
oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.
Di dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar,
yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Pengetahuan
deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan
deklaratif sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik
(melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan
semantik (mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi
dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian
bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam
pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Pengetahuan
konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak
yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada
pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut. Pengetahuan Konsumen adalah
semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta
pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai konsumen.
1.
Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
2. Pengetahuan tentang manfaat produk
3. Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
4. Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
5. Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah
mengkonsumsi suatu produk.
2. Pengetahuan tentang manfaat produk
3. Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
4. Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
5. Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah
mengkonsumsi suatu produk.
BAB III
PENUTUP
Dengan
sumber daya yang dimiliki konsumen maka mereka dapat membeli sebuah produk
sesuai dengan apa yang di inginkan, dengan kemampuan daya beli yang mereka
miliki maka dengan mudah mereka dapat mendapatkannya. Disamping itu dengan
adanya pengetahuan akan produk maka konsumen akan bisa lebih selektif dalam
memilih barang yang baik dikonsumsi untuk dirinya.
Sumber:
No comments:
Post a Comment